SAUDARA168 – Keunikan Tahu Bulat yang Pernah Viral pada Masanya

tahu bulat

Liputan6.com, Yogyakarta – Tahu bulat, jajanan murah meriah yang sempat viral di seluruh Indonesia, ternyata memiliki sejarah panjang. Bermula dari kreasi sederhana di Tasikmalaya, makanan ini berevolusi menjadi bisnis kuliner kreatif yang digemari berbagai kalangan.

Mengutip dari berbagai sumber, tahu bulat pertama kali dikenal di Tasikmalaya, Jawa Barat, dengan sebutan tahu bola atau tahu jontor (jontor berarti bulat dalam bahasa Sunda). Awalnya, makanan ini dibuat dari tahu biasa yang dihancurkan, dibentuk bulat, dan digoreng dengan bumbu sederhana seperti bawang putih dan garam.

Pada tahun 2000-an, tahu bulat mulai menyebar ke kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta. Penjualnya biasanya menggunakan gerobak dorong, menjajakan camilan ini di pinggir jalan atau tempat keramaian.

Perbedaan utama tahu bulat dengan tahu goreng biasa terletak pada teknik penggorengannya. Tahu bulat digoreng dalam minyak panas sambil terus dikocok agar mengembang sempurna.

Hasilnya adalah tekstur luar yang renyah dan bagian dalam yang lembut. Seiring waktu, muncul variasi baru seperti tahu bulat kopong (bagian dalam kosong) dan tambahan bumbu seperti keju, bubuk cabai, atau rasa balado.

 


2 dari 2 halaman

Variasi

Beberapa penjual juga menawarkan tahu bulat dengan isian sosis atau mozzarella. Popularitas tahu bulat meledak sekitar tahun 2015-2016 berkat lagu Tahu Bulat Digoreng Dadakan yang viral di YouTube.

Lagu ini sering diputar melalui speaker besar di gerobak penjual, membuatnya mudah dikenali dari kejauhan. Penjual tahu bulat kerap menawarkan paket 5 ribu dapat 5 biji. Tahu bulat memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari jajanan tahu lainnya. Karena proses penggorengan yang sempurna hingga kering, camilan ini mampu bertahan lebih lama tanpa memerlukan bahan pengawet tambahan.

Proses penyajiannya pun unik. Penjual biasanya menggoreng tahu bulat langsung saat ada pesanan untuk memastikan teksturnya tetap renyah di luar dan lembut di dalam ketika disantap dalam keadaan panas.

Meski populer, tahu bulat sempat menimbulkan kontroversi ketika beredar kasus penggunaan pewarna tekstil pada beberapa produk. Akan tetapi, praktik semacam ini tidak umum terjadi dan hanya ditemukan pada oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab.

Penulis: Ade Yofi Faidzun