:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4941600/original/070377100_1726018709-Untitled.jpg)
Liputan6.com, Kupang – Di bundaran Tirosa, Kota Kupang, NTT, ribuan orang tengah merayakan Paskah dalam pawai tahunan yang meriah. Lagu rohani, tarian beragam etnis, dan koreografi parade budaya dan religi memenuhi jalan-jalan utama.
Tapi irama itu mendadak terhenti saat Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena, meminta semua umat berhening sejenak.
“Hari ini, dunia berduka,” ucap Gubernur Melki dengan nada perlahan. Bukan hanya umat Katolik, bukan hanya Vatikan, tapi seluruh umat manusia.” ujar Laka Lena.
Seketika, warga menundukkan kepala. Doa pun dipanjatkan, bukan hanya oleh umat Katolik, tapi juga oleh ribuan umat Kristen Protestan yang ikut serta dalam pawai Paskah terbesar di wilayah timur Indonesia itu. Beberapa bahkan terlihat meneteskan air mata saat lagu “Bapa Kami” dilantunkan dalam berbagai bahasa daerah.
“Paus Fransiskus telah menjadi wajah belas kasih Tuhan di dunia,” ujar Gubernur Melki, usai doa bersama.
“Ia membawa iman keluar dari tembok gereja. Ia hadir di antara pengungsi, korban bencana, dan mereka yang paling terlupakan,” sambungnya.
Gubernur Melki Laka Lena tidak berlebihan. Ia mengenang bagaimana Paus Fransiskus membasuh kaki para migran dalam perayaan Kamis Putih, sebuah gestur yang ia sebut sebagai “liturgi dari luka dunia.” Ia juga mengingat peristiwa langka, kunjungan Paus ke Masjid Istiqlal di Jakarta.
“Itu bukan sekadar simbol. Tapi itu pesan kuat bahwa kita bisa hidup berdampingan, menjahit keberagaman menjadi kekuatan bersama,” ucapnya.
Simak Video Pilihan Ini:
Polres Pemalang Sterilisasi Gereja jelang Natal 2024
Deklarasi Damai dan Ekologis
… Selengkapnya
Paus Fransiskus memang dikenal melampaui batas doktrin. Ia menulis Fratelli Tutti tentang persaudaraan lintas iman, menyuarakan keadilan iklim dalam Laudato Si’, dan merawat relasi antaragama lewat gestur kecil yang menggetarkan.
Ia bahkan disebut-sebut sebagai arsitek Dokumen Istiqlal, deklarasi damai dan kepedulian ekologis yang lahir dari kunjungannya ke Indonesia.
“Beliau adalah Paus yang berpikir seperti pemimpin dunia. Imam yang paham geopolitik, tapi tetap rendah hati,” ungkapnya.
“Selamat jalan, Bapa Suci. Dunia akan merindukanmu,” ujarnya.
Leave a Reply