:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5186185/original/021854300_1744570737-Juventus_Prima_Yoris_Kago_2.jpg)
Liputan6.com, Jakarta – Ketiadaan dokter anestesi di RSUD TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka, NTT sudah merenggut lima nyawa. Terbaru, seorang ibu hamil bernama Maria Yunita dan anaknya dalam kandungan meninggal karena gagal dioperasi.
Mirisnya, Maria merupakan satu dari ratusan ibu hamil yang saat ini menunggu waktu kelahiran.
Saat ini, dinas kesehatan kabupaten Sikka mencatat sebanyak 62 ibu hamil yang masuk kategori risiko tinggi di tengah ketiadaan dokter anestesi di RSUD TC Hillers Maumere, yang menjadi rumah sakit rujukan.
Plt. Kadis Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus mengatakan sudah menginstruksikan tenaga kesehatan dan bidan guna melakukan pendampingan khusus terhadap 62 hamil itu.
“Memang tak semua berpotensi menjalani operasi sesar, tapi kita harus waspada dari dini,” ujarnya.
Untuk mengatasi langkah operasi sesar terhadap ibu hamil, pemerintah sudah menyiapkan skema pinjaman dokter anestesi dari RSUD Kewapante dan Rumah Sakit St. Elisabeth Lela. Janji Bupati
Bupati Sikka, Juventus Prima Yoris Kago mengatakan sudah bertemu langsung Dirjen Kementerian Kesehatan terkait kekosongan dokter anestesi di RSUD TC Hillers Maumere.
Dari hasil pertemuan itu, kabupaten Sikka akan mendapatkan dua dokter anestesi yang akan ditugaskan dalam waktu dekat.
“Saya sudah bertemu langsung dan sudah kirim berita soal kematian dan anak ini ke ibu dirjen. Menurut beliau, sudah diproses dan tinggal dikirim ke sini (RSUD TC Hillers Maumere),” katanya.
Ia mengatakan untuk penanganan jangka pendek, Pemda melakukan skema pinjaman dokter anestesi di rumah sakit swasta.
Simak Video Pilihan Ini:
Detik-Detik Menegangkan Kelahiran Bayi Kembar 3 di Cilacap
Demo Mahasiswa
Kematian ibu dan anak ini memicu aksi demonstrasi dar mahasiswa GMNI Cabang Sikka, Jumat 11 April 2025.
Mahasiswa mendatangi kantor DPRD Sikka dan mendesak pemerintah serta wakil rakyat segera menghadirkan dokter anestesi demi mencegah jatuhnya korban jiwa.
Ketua GMNI Cabang Sikka, Yohanes Maro mengungkapkan kematian lima pasien karena ketiadaan dokter anestesi merupakan wujud kegagalan pemerintah daerah mengelola sistem kesehatan daerah.
Ia mengancam akan kembali ke turun ke jalan dengan massa yang lebih banyak, jika pemerintah masih gagal mendatangkan dokter anestesi.
“Ini bukti kegagalan pemerintah melindungi nyawa rakyat,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Sikka, Stef Sumandi menilai ketiadaan dokter anestesi mewujudkan bahwa pemerintah tak punya kepedulian terhadap keselamatan ibu dan anak di kabupaten Sikka.
Menurutnya, pemerintah harusnya sudah memiliki solusi jangka pendek pasca dua dokter anestesi di RSUD TC Hillers Maumere tak lagi memperpanjang kontrak kerja.
“Harusnya skema pinjaman dokter anestesi ini sudah dilakukan saat dua dokter itu tidak lagi bekerja. Sekarang sudah ada lima nyawa melayang, harus segera ambil langkah darurat,” tutupnya.
Leave a Reply