SAUDARA168 – Air Guraka, Minuman Hangat Kaya Manfaat dari Tanah Rempah Ternate

Air Guraka, Minuman Hangat Kaya Manfaat dari Tanah Rempah Ternate

Liputan6.com, Jakarta – Ternate, kota kecil yang sarat nilai historis ini bukan hanya dikenal sebagai salah satu pusat penyebaran Islam di Indonesia Timur dan wilayah strategis pada masa kejayaan kerajaan-kerajaan Maluku, tetapi juga menyimpan kekayaan kuliner yang luar biasa, salah satunya adalah Air Guraka.

Air Guraka adalah minuman khas yang terbuat dari perpaduan sederhana namun harmonis antara jahe, gula merah, kayu manis, dan daun pandan. Meskipun terlihat sederhana dari sisi bahan-bahannya.

Air Guraka menyimpan filosofi, nilai budaya, serta khasiat luar biasa yang menjadikannya lebih dari sekadar minuman penghangat tubuh, ia adalah wujud dari kehangatan budaya, keterikatan masyarakat dengan alam, dan warisan tradisi leluhur yang terus mengalir dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Ternate hingga kini.

Air Guraka, atau yang juga sering disebut hanya sebagai Guraka, berasal dari kata air dan guraka yang berarti jahe dalam bahasa Ternate. Dalam tradisi masyarakat setempat, jahe bukan hanya sekadar bumbu dapur yang digunakan untuk menambah rasa pedas hangat dalam masakan, tetapi juga dipercaya memiliki kekuatan penyembuhan dan penghangat alami tubuh, terutama di daerah yang memiliki kelembapan tinggi seperti kepulauan Maluku.

Sejak zaman dahulu, masyarakat Ternate telah memanfaatkan jahe sebagai bagian dari pengobatan tradisional, dan Air Guraka lahir dari pemanfaatan itu—di mana jahe yang dibakar atau digeprek, direbus bersama gula merah yang kaya rasa karamel alami, diberi sentuhan aromatik dari daun pandan yang menyegarkan, dan ditambahkan kayu manis untuk menciptakan keharuman khas yang menggoda indera penciuman.

Perpaduan ini bukan hanya menciptakan rasa yang kompleks, manis, pedas, hangat, dan wangi, tetapi juga mencerminkan perpaduan nilai-nilai lokal yang bersinergi dalam harmoni.

Keunikan dari Air Guraka tidak hanya terletak pada rasanya yang khas, tetapi juga pada cara penyajiannya yang penuh makna. Minuman ini biasanya disajikan dalam keadaan panas atau hangat, dalam cangkir atau gelas kaca yang tembus pandang, agar warna cokelat keemasan dari gula merah yang telah larut bersama jahe dan kayu manis terlihat menggoda.

Saat uap panas mengepul dari permukaan minuman ini, aroma jahe dan kayu manis menguar pelan-pelan, menciptakan sensasi relaksasi yang mendalam bahkan sebelum seteguk pertama diminum. Minuman ini biasa dikonsumsi pada pagi hari sebelum memulai aktivitas atau pada malam hari saat suhu udara mulai turun dan angin laut mulai menusuk kulit.

 

Simak Video Pilihan Ini: