SAUDARA168 – Teluk Hijau Banyuwangi, Pesona Alam Tersembunyi di Ujung Timur Jawa

Pesona Keindahan Pantai Perawan Teluk Hijau Banyuwangi

Liputan6.com, Banyuwangi – Tersembunyi di balik hutan Taman Nasional Meru Betiri, Teluk Hijau menyajikan fenomena alam dengan perairan berwarna hijau toska yang memesona. Lokasi yang berjarak sekitar 90 kilometer dari pusat Kota Banyuwangi ini menawarkan pengalaman wisata alam yang berbeda dengan pantai-pantai pada umumnya.

Mengutip dari berbagai sumber, Teluk Hijau mendapatkan namanya dari warna air laut yang cenderung hijau kebiruan. Fenomena alam ini terjadi akibat pembiasan cahaya matahari pada kedalaman tertentu dan kandungan mineral tertentu di perairan tersebut.

Air teluk yang jernih yang membuat para pengunjung bisa melihat dasar perairan dengan jelas saat cuaca cerah. Perjalanan menuju Teluk Hijau dari Kota Banyuwangi membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam melalui rute selatan.

Jalur utama melewati Kabat, Rogojampi, Srono, dan Cluring sebelum sampai di simpang empat Desa Jajag. Dari sini, perjalanan dilanjutkan melalui beberapa desa seperti Sambirejo dan Seneporejo sebelum akhirnya tiba di wilayah Pesanggaran.

Setelah melewati pos pemeriksaan di Desa Sarongan, pengunjung harus berjalan kaki sejauh 1 kilometer melewati bukit kecil dengan medan berbatu sebelum tiba di Pantai Batu. Dari sini, Teluk Hijau hanya berjarak 300 meter.

Kawasan Teluk Hijau termasuk dalam wilayah Taman Nasional Meru Betiri yang dilindungi. Pengelola menyediakan area parkir terbatas di Teluk Damai, sementara fasilitas lainnya masih terbatas.

 


2 dari 2 halaman

Kaya Ragam Hayati

Sebagai bagian dari Taman Nasional Meru Betiri, kawasan sekitar Teluk Hijau kaya akan keanekaragaman hayati. Pengunjung bisa menjumpai berbagai jenis burung dan satwa liar lainnya selama perjalanan menuju teluk.

Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pada musim kemarau antara April hingga Oktober. Saat itulah kondisi jalan lebih mudah dilalui dan cuaca lebih mendukung untuk menikmati keindahan teluk.

Dari sisi geologis, Teluk Hijau memiliki formasi batuan yang unik. Teluk Hijau terbentuk melalui proses erosi alamiah yang berlangsung ribuan tahun.

Batuan lunak seperti lempung dan batupasir perlahan terkikis oleh gaya alam. Proses ini menyisakan struktur batuan keras seperti granit dan batu kapur masif yang membentuk dinding teluk yang kokoh.

Proses alam inilah yang menciptakan lekukan khas berbentuk tapal kuda dengan dinding curam yang mengelilingi perairan teluk. Sebagaimana karakteristik teluk pada umumnya yang terlindung oleh daratan, Teluk Hijau dimanfaatkan oleh nelayan setempat sebagai area penangkapan ikan yang relatif aman dari ombak besar.

Beberapa nelayan dari Desa Sarongan dan sekitarnya sering terlihat menjaring ikan di perairan teluk ini. Terutama pada musim-musim tertentu ketika ikan bermigrasi ke perairan yang lebih tenang.

Penulis: Ade Yofi Faidzun