:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3515561/original/054320700_1626756007-arang_iduladha.jpg)
Liputan6.com, Yogyakarta – Arang kayu merupakan bahan bakar alami yang banyak digunakan untuk memasak, pengolahan makanan, hingga keperluan industri rumah tangga. Arang dibuat melalui proses pembakaran terkontrol.
Arang kayu bisa diproduksi sendiri dengan peralatan sederhana seperti drum bekas. Proses pembuatan arang kayu membutuhkan area terbuka yang jauh dari bahan mudah terbakar.
Lokasi ideal adalah halaman belakang rumah atau lahan kosong dengan permukaan tanah yang stabil. Angin sepoi-sepoi membantu proses pembakaran, tetapi hindari tempat yang terlalu berangin karena dapat memicu api tidak terkendali.
Peralatan utama yang diperlukan adalah drum logam berkapasitas 200 liter atau lebih. Drum harus dalam kondisi bersih dan bebas dari sisa bahan kimia berbahaya.
Lubangi bagian bawah drum sebanyak 8-10 titik dengan diameter 1 cm. Hal ini untuk memastikan sirkulasi udara minimal selama proses pirolisis.
Mengutip dari berbagai sumber, kayu keras seperti akasia, mangga, atau jati menjadi pilihan karena menghasilkan arang berkualitas tinggi dengan ketahanan bakar lama. Kayu harus dikeringkan minimal 2-4 minggu hingga kadar air di bawah 20%.
Potong kayu menjadi ukuran seragam, sekitar 20-30 cm. Hal ini bertujuan untuk memastikan pembakaran merata.
Hindari Kayu Lapuk
Hindari menggunakan kayu lapuk atau kayu bergetah tinggi seperti pinus karena menghasilkan asap berlebihan dan arang rapuh. Kulit kayu sebaiknya dikupas sebagian untuk mempercepat proses karbonisasi.
Susun kayu secara vertikal di dalam drum hingga memenuhi 80% kapasitas. Beri jarak antarkayu untuk aliran udara.
Tutup drum dengan lembaran logam, tetapi jangan dikunci rapat agar gas hasil pirolisis dapat keluar. Langkah berikutnya adalah membuat api pembakar di bawah drum menggunakan sabut kelapa, daun kering, atau potongan kayu kecil.
Api awal ini berfungsi memanaskan drum hingga mencapai suhu 100-150°C selama 30-45 menit. Setelah asap putih mulai keluar dari lubang udara, kurangi intensitas api eksternal dan biarkan proses pirolisis berlanjut secara mandiri.
Suhu optimal untuk karbonisasi berada pada kisaran 400-500°C. Asap yang awalnya putih akan berubah menjadi biru tipis saat proses memasuki tahap kritis.
Durasi pembakaran bervariasi antara 5-8 jam, tergantung kadar air dan jenis kayu. Setelah itu, matikan seluruh sumber panas setelah asap benar-benar hilang.
Biarkan drum tertutup rapat selama 24-48 jam hingga suhu turun ke level aman. Pembukaan secara terburu-buru berisiko menyebabkan arang terbakar spontan akibat kontak dengan oksigen.
Arang yang telah melalui proses pembakaran sempurna akan menunjukkan karakteristik fisik tertentu ketika dibuka. Arang berkualitas baik memiliki warna hitam pekat yang mengilap dengan tekstur padat dan permukaan yang keras.
Pada permukaannya terlihat retakan-retakan alami berbentuk seperti jaring laba-laba, yang merupakan hasil dari pelepasan gas dan uap air selama proses pirolisis. Dari segi berat, arang yang baik biasanya memiliki massa sekitar 25-30% dari berat kayu awal sebelum melalui proses pembakaran.
Perbedaan utama arang rumahan dengan produksi pabrik terletak pada kepadatan karbon. Proses tradisional cenderung meninggalkan volatile matter 15-20%, sementara arang komersial melalui pengolahan lanjutan hingga kadar di bawah 5%.
Penulis: Ade Yofi Faidzun
Leave a Reply