:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4952996/original/033501600_1727266016-photo__2_.jpg)
Liputan6.com, Jakarta – Kuliner bukan sekadar sajian khas yang mengenyangkan. Setiap kuliner khas juga mencerminkan akultirasi budaya di dalamnya, tak terkecuali kuliner khas Betawi.
Kuliner khas masyarakat Betawi mencerminkan kekayaan tradisi dan nilai-nilai luhur masyarakatnya. Menyantap kuliner Betawi seolah menyelami kearifan lokal yang tertanam dalam keseharian mereka.
Beberapa kuliner Betawi lahir dan dipengaruhi oleh berbagai etnis, seperti Tionghoa, Arab, dan Portugis. Meski berasal dari etnis lain, tetapi setiap kuliner khas tersebut juga memiliki kekhasan yang hanya dimiliki oleh kuliner Betawi.
Soto Betawi
Salah satu kuliner khas Betawi yang lahir dari proses akulturasi adalah soto betawi. Hidangan berkuah santan ini memiliki cita rasa yang gurih.
Dalam seporsi soto betawi berisi daging sapi, jeroan, dan kentang yang dimasak dengan rempah-rempah khas. Soto betawi adalah kuliner yang melambangkan semangat persaudaraan dan gotong royong. Hal itu karena soto ini kerap disajikan dalam porsi besar untuk dinikmati bersama-sama.
Dalam The Spice Route from Arabic, Europe and China to Jayakarta toward Batavian Cuisine, tertulis bahwa soto betawi konon berasal dari Tiongkok dengan nama asli chaudo. Saat itu, Batavia menjadi pusat perdagangan masyarakat dari berbagai etnis, termasuk Tionghoa.
Selain dari Tiongkok, soto betawi juga mendapat pengaruh lain dari Arab dan India. Hal itu ditandai dengan penggunaan minyak ghee yang melambangkan keharmonisan dalam masyarakat Betawi.
Kerak Telor
Kerak telur atau juga disebut kerak telor adalah jajanan kaki lima berbahan dasar telur, beras ketan, dan ebi. Kudapan ini merepresentasikan kesederhanaan dan kecerdikan masyarakat Betawi dalam memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar.
Kuliner yang satu ini juga menyimbolkan keuletan dan kegigihan masyarakat dalam mencari nafkah. Beberapa orang kerap menyebut jajanan ini dengan nama omelette khas Betawi karena berbentuk mirip telur dadar.
Konon, kerak telor lahir dari kreasi etnis Betawi yang bermukim di kawasan Menteng selama masa penjajahan VOC di Indonesia. Awalnya, orang Belanda yang terbiasa mengonsumsi omelette memiliki keinginan untuk mengonsumsi makanan yang lebih sehat.
Oleh karena itu, masyarakat Betawi di Menteng berinisiatif untuk mengganti mi pada omelette dengan beras ketan. Selain telur, beras ketan, dan ebi, kerak telor juga dibuat dengan bumbu merica, garam, dan kelapa.
Nasi Ulam
Selain soto betawi dan kerak telor, akulturasi budaya pada kuliner khas Betawi juga bisa dilihat dari hidangan nasi ulam. Kata ulam dalam bahasa Betawi merujuk untuk penyebutan serundeng dari kelapa parut yang diaduk dengan nasi putih panas.
Nasi ulam sebenarnya merupakan produk persilangan beberapa kuliner budaya, yakni India, Belanda, dan Tionghoa. Pengaruh India terdapat pada cara penyajian nasi putih yang ditaburi serundeng serta kacang.
Ada pula pengaruh kuliner Belanda yang dapat dilihat dari keberadaan semur dan perkedel sebagai pelengkap. Kemudian pengaruh kuliner Tionghoa merujuk pada penggunaan bihun goreng dan dendeng manis pada nasi ulam.
Penulis: Resla
Leave a Reply