SAUDARA168 – Dedi Mulyadi Klaim Anak Nakal yang Dikirim ke Barak Militer Kini Punya Kesadaran untuk Berubah

Peneliti LSI Sebut Lomba Joget Gemoy Inisiatif Dedi Mulyadi Efektif Dongkrak Elektabilitas Prabowo

Liputan6.com, Bandung – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengklaim adanya progress positif dari program pendidikan karakter berbasis militer yang digagasnya. Menurut Dedi, anak-anak yang menjalani pendidikan karakter itu kini telah memiliki kesadaran untuk berubah.

“Secara umum, mereka sudah punya kesadaran bahwa dirinya ingin berubah, dan mungkin di rumah mereka tidak bisa berubah,” kata Dedi dalam unggahan di akun Instagram miliknya @dedimulyadi71, dikutip pada Rabu, 7 Mei 2025.

Menurut Dedi, anak-anak tersebut kini telah menunjukkan perubahan yang signifikan. “Ini adalah cara membangun kedisiplinan mereka, dan saya lihat baru dua malam, biasa tidur jam 4 sekarang tidur jam 9, biasa merokok berhenti merokok, nanti kita pelajari kualifikasinya, karena ada problem-nya,” ucapnya.

Adapun latar belakang dari anak-anak tersebut, kata Dedi, beragam. Dedi pun memastikan adanya peran psikolog untuk mendampingi anak-anak itu, termasuk memeriksa kesehatan mental mereka.

“Ada orangtuanya baik-baik saja, anaknya nakal. Memang ada yang orangtuanya berpisah, ada orangtuanya bertengkar terus, tetapi variatif dan semuanya harus ditangani dengan baik. Nanti psikolognya harus monitor setiap hari. dan saya minta semua anak-anak diperiksa kesehatannya total, sehingga nanti kita bisa melihat arah ke depannya,” tutur Dedi.

Sementara itu, Dedi mengungkap perilaku kenakalan dari anak-anak tersebut beragam. Mulai dari kecanduan game online hingga terlibat dalam geng motor.

“Yang datang ke sini secara umum ada yang problem-nya kecanduan minuman, game online, ada yang kecanduan merokok, ada yang terlibat dalam geng motor, satu kelompok,” tandasnya

 


2 dari 2 halaman

Berlangsung Selama 6 Bulan

Sebelumnya, Dedi mengungkap bahwa rencana siswa dibina di barak militer agar memperoleh pendidikan karakter yang akan bekerja sama dengan TNI dan Polri.

Adapun menurut Dedi, rencana ini tak akan dilajalankan secara serentak, namun bertahap ke daerah yang dianggap rawan. “Tidak harus langsung di 27 kabupaten/kota. Kita mulai dari daerah yang siap dan dianggap rawan terlebih dahulu, lalu bertahap,” kata Dedi seperti dilansir dari Antara, Minggu 27 April 2025.

Nantinya, Politikus Gerindra itu menjelaskan, para siswa akan mengikuti program itu di sekitar 30 hingga 40 barak khusus yang telah disiapkan oleh TNI.

Para siswa, kata Dedi Mulyadi, bakal menjalani pendidikan selama 6 bulan di barak militer. Dedi membeberkan kriteria siswa yang bermasalah dan perlu dibina di barak militer.

“Tukang tawuran, tukang mabok, tukang main mobile legend, yang kalau malam kemudian tidurnya tidak mau sore,” kata Dedi Mulyadi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa, 29 April 2025.

“Ke orangtua melawan. Melakukan pengancaman. Di sekolah bikin ribut. Bolos terus. Dari rumah berangkat ke sekolah, ke sekolah enggak sampai. Kan kita semua dulu pernah gitu ya,” sambungnya.

 

Penulis: Arby Salim