:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5142457/original/025156100_1740456431-Snapinsta.app_244519021_1066261377524398_1933173275145331127_n_1080.jpg)
Liputan6.com, Cilacap – Curug Mandala, air terjun di Hutan Mandala, Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, menawarkan keindahan alam yang memikat. Akan tetapi, lokasi ini juga kerap dikaitkan dengan sejumlah peristiwa tenggelam yang merenggut nyawa wisatawan.
Mengutip dari laman Pariwisata Jawa Tengah, curug ini, terletak di Desa Mandala, sekitar 8 kilometer dari Bandar Udara Tunggul Wulung. Jalan menuju lokasi sebagian besar beraspal, meski terdapat beberapa bagian berbatu.
Kendaraan pribadi roda dua atau empat menjadi pilihan utama karena tidak tersedia angkutan umum langsung ke lokasi. Pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk sebesar Rp5.000 per orang.
Dari area parkir, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 500 meter melalui jalur naik-turun yang telah dilengkapi tangga. Meskipun melelahkan, rute ini dikelilingi pepohonan lebat yang memberikan suasana sejuk.
Curug Mandala sempat populer pada era 1990-an sebelum akhirnya terbengkalai. Beberapa tahun terakhir, warga setempat berupaya menghidupkan kembali kawasan ini dengan menambahkan spot swafoto dan penanda lokasi.
Fasilitas seperti gazebo, warung kecil, kamar mandi, dan musala tersedia, meski sebagian kurang terawat. Air terjun ini dikelilingi hutan yang kerap dijadikan jalur bersepeda gunung oleh para pecinta olahraga ekstrem.
Debit Air Bervariasi
Debit airnya bervariasi tergantung musim, deras saat penghujan dan menyusut di musim kemarau. Kolam alami di bawah air terjun menjadi daya tarik utama, yang membuat para pengunjung bisa berenang atau sekadar menikmati kesegaran air.
Di balik pesonanya, Curug Mandala menyimpan catatan kelam terkait sejumlah insiden tenggelam. Pada 2023, tercatat kasus wisatawan yang hilang setelah berenang di kolam air terjun.
Faktor medan licin, arus deras saat musim hujan, dan kedalaman kolam yang tidak merata diduga menjadi penyebab utama. Meskipun ada mitos lokal yang menyebut bahwa curug ini meminta korban, fakta menunjukkan bahwa kurangnya kewaspadaan dan pemahaman terhadap kondisi alam menjadi pemicu utama kecelakaan.
Konon, Curug Mandala terbentuk akibat ledakan bom pada masa penjajahan Belanda. Lubang besar di aliran air terjun diyakini sebagai bekas ledakan tersebut.
Kawasan ini juga dikenal sebagai tempat persembunyian pejuang kemerdekaan, sehingga menjadi sasaran serangan tentara kolonial. Cerita-cerita ini menambah daya tarik sebagai destinasi yang sarat nilai sejarah.
Penulis: Ade Yofi Faidzun
Leave a Reply